TOLAK BALA AGAR SELALU BERUNTUNG

TOLAK BALA AGAR SELALU BERUNTUNG

Oleh : Abu Akmal Mubarok

Image

Orang sering mencari-cari cara untuk tolakbala atau menghindari musibah dan menghilangkan kesialan dalam dirinya. Sayangnya mereka menempuh cara yang tidak ditunjuki oleh Allah dan tidak diajarkan oleh NabiNya. Padahal cara menghilangkan bala / musibah / kesialan bukan dengan cara melakukan ruwatan, melarung  sesajen, menggelar wayang 3 hari 3 malam, atau membuang kepala kerbau, melainkan dengan cara –cara yang disyari’atkan Islam yaitu :

1.      Bertaubat

Oleh karena salah satu sebab datangnya kesialan itu adalah dosa-dosa yang kita perbuat.

Sesungguhnya, tiadalah beruntung orang-orang yang berbuat dosa. (Q.S. Yunus [10] : 17)

Walaupun maksud dari ayat di atas adalah tidak beruntung karena orang yang berdosa itu akan disiksa dan dihukum di neraka, namun tidak beruntung di sini bisa juga berarti tidak beruntung di dunia. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits bahwa kemaksiatan bisa menyebabkan kesempitan rezeki.

Sesungguhnya seorang diharamkan rezeki baginya disebabkan dosa yang diperbuatnya. (H.R. Tirmidzi dan Al Hakim)

Maka untuk menghilangkan kesialan itu adalah dengan melakukan taubatan nasuha. Namun bisa jadi pula untuk sementara waktu rezeki itu masih disempitkan walaupun sudah melakukan taubatan nasuha, hal itu dikarenakan untuk melebur dosa dosa kita dan kita dibuat susah payah dalam mencari rezeki. Jika ia sabar dalam kesusahan itu maka akan mendapat pahala yang pahalanya itu dapat menutupi dan melebur dosa dosanya.

Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampai pun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya. (H.R. Bukhari)

Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menguji hambanya dalam rezeki yang diberikan Allah kepadanya. Kalau dia ridho dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan memberkahinya dan meluaskan pemberianNya. Kalau dia tidak ridho dengan pemberianNya maka Allah tidak akan memberinya berkah. (H.R. Ahmad)

Barangsiapa ditimpa musibah dalam hartanya atau pada dirinya lalu dirahasiakannya dan tidak dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi hak atas Allah untuk mengampuninya.
(H.R. Ath-Thabrani)

2.      Bertaqwa

Salah satu sebab datangnya nya kesialan adalah karena kurangnya taqwa seseorang. Taqwa itu adalah berhati hatid dan menjaga diri dalam menapaki kehidupan ini dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Maka akibat dari kurang taqwa itu bisa menyebabkan seseorang terus menerus dirundung malang dan tidak beruntung nasibnya.

Sedangkan orang yang bertaqwa kepada Allah akan mendapatkan keberuntungan dan ditunjukkan jalan keluar dari masalah yang dihadapinya

Bertaqwalah kepada Allah agar kamu beruntung. (Q.S. Al-Baqarah 189)

Selain itu ia juga akan diberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka dan dicukupi keperluannya

Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupi (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (Q.S. Ath-Thalaaq [65] : 2-3)

3.      Bersedekah

Oleh karena salah satu sebab ketidakberkahan dan ketidakberuntungan itu karena tidak ditunaikannya zakat, kurang bershodaqoh sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah s.a.w.

Tiada suatu kaum menolak mengeluarkan zakat melainkan Allah menimpa mereka dengan paceklik (kemarau panjang dan kegagalan panen). (HR. Ath-Thabrani)

Maka untuk menghilangkan kesialan adalah dengan cara bershodaqoh.

Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit (dari kalanganmu) dengan bersodaqoh dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana. (H.R. Ath-Thabrani)

Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sodaqoh. (H.R. Al-Baihaqi)

Dari dua hadits di atas kita tahu bahwa shodaqoh dan zakat disamping melindungi harta dari musibah dan kemusnahan, juga akan mendatangkan rezeki yag lebih besar.

Perlu dipahami di sini bahwa dalam bershodaqoh skala prioritasnya adalah utamakan sanak kerabat yang miskin baru memberi pada orang lain.

4.      Berdoa

Rasulullah s.a.w. mengajarkan pada kita salah satu cara menghapuskan kesialan adalah dengan berdoa.

Berlindunglah kepada Allah dari kesengsaraan (akibat) bencana dan dari kesengsaraan hidup yang bersinambungan (silih berganti dan terus-menerus) dan suratan takdir yang buruk dan dari cemoohan lawan-lawan. (H.R. Muslim)

Redaksi doanya bermacam-macam, salah satunya yang dicontohkan Rasulullah s.a.w. adalah doa sebagai berikut :

Dari Abdullah bin ‘Amru, dia berkata; Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barangsiapa tidak melanjutkan aktifitas kebutuhannyanya karena thayyarah (beranggapan sial karena melihat burung atau yang lainnya) maka sungguh ia telah berbuat syirik.” Para sahabat bertanya; “Lalu apakah yang dapat menghapuskannya (kesialan itu?) wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “hendaklah ia berdo’a; ALLAHUMMA LAA KHAIRO ILLA KHAIRUKA WALAA THOIRO ILLA THOIRUKA WALAA ILAAHA GHOIRUKA (Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan yang datang dari-Mu, dan tidak ada nasib baik kecuali nasib baik yang datang dari-Mu, dan tidak ada Ilah selain-Mu.” (H.R. Ahmad No. 6748)

5.      Berdzikir Dan Kalimat Thayyibah

Salah satu cara menghilangkan kesialan adalah dengan mengingat Allah sebanyak-banyaknya atau membaca dzikir. Di dalam Al-Qura’an Allah SWT berfirman :

maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Q.S. Al-Jumu’ah [62 ] : 10)

berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. (Q.S. Al-Anfal [8 ] : 45)

Dalam hadits Rasulullah s.a.w. juga memerintahkan sebagai ganti thiyaroh adalah al fa’u yaitu membaca kalimat thoyibah (kalimat yang baik atau dzikir)

Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu’aib dari Az Zuhri dia berkata; telah mengabarkan kepadaku ‘Ubaidullah bin Abdullah bin ‘Utbah bahwa Abu Hurairah berkata; saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidak ada thiyarah (menganggap sial pada sesuatu sehingga batal melakukan sesuatu) dan yang baik adalah Alfa`lu.” Para sahabat bertanya; “wahai Rasulullah apakah Al fa`lu itu?” beliau menjawab: “Yaitu kalimat baik yang di dengar oleh salah satu dari kalian.” (H.R. Bukhari No. 5313)

Dan telah menceritakan kepada kami ‘Abd bin Humaid; Telah menceritakan kepada kami ‘Abdur Razaq; Telah mengabarkan kepada kami Ma’mar dari Az Zuhri dari ‘Ubaidullah bin ‘Abdillah bin ‘Utbah bahwa Abu Hurairah r.a. berkata; Aku mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidak ada pengaruh jahat karena burung. Dan yang paling baik adalah Al Fa’l. Lalu beliau ditanya; ‘Apa itu Al Fa’l, Ya Rasulullah? ‘ Jawab beliau; ‘Kalimah shalihah (baik) yang di dengar oleh salah seorang di antara kalian.” (H.R. Muslim No. 4122)

  1. 6.      Meminta Maaf dan Berkati Pada Orang Tua

Oleh karena kesialan itu bisa timbul akibat durhaka pada orang tua, maka untuk menghilangkankesialan itu hendaklah memohon maaf pada orang tua, menyayangi mereka dan melakukan apa saja yang menyenangkan hati mereka.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Ridha Allah bergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung kepada kemurkaan orang tua”  (H.R. Bukhari dalam Adabul Mufrad No. 2, Ibnu Hibban No. 2026 At-Tirmidzi No. 1899, Al-Hakim Juz IV 151-152), Hadits ini dishahihkan atas syarat Muslim dan Adz-Dzahabi menyetujuinya. Nashiruddin Al-Albani mengatakan dalam Shahiih Adabul Mufrad,  hadits ini sahih sebagaimana yang dikatakan oleh mereka berdua (Al-Hakim dan Adz-Dzahabi)..

Simaklah hadits berikut ini kisah yang mencontohkan manfaat dari bakti kepada orang tua untuk menyelamatkan dari musibah dan kesulitan yang dihadapi :

Pada suatu hari tiga orang dari ummat sebelum kalian sedang berjalan, lalu kehujanan. Mereka berteduh pada sebuah gua di kaki sebuah gunung. Ketika mereka berada di dalamnya, tiba-tiba sebuah batu besar runtuh dan menutupi mulut gua. Sebagian mereka berkata kepada yang lain: ‘Ingatlah amal terbaik yang pernah kamu lakukan.’ Kemudian mereka memohon kepada Allah dan bertawassul melalui amal tersebut, dengan harapan agar Allah menghilangkan kesulitan tersebut. Salah satu di antara mereka berkata: ‘Ya Allah, sesungguhnya aku mempunyai kedua orang tua yang sudah lanjut usia sedangkan aku mempunyai isteri dan anak-anak yang masih kecil. Aku menggembala kambing, ketika pulang ke rumah aku selalu memerah susu dan memberikan kepada kedua orang tuaku sebelum orang lain. Suatu hari aku harus berjalan jauh untuk mencari kayu bakar dan mencari nafkah sehingga pulang sudah larut malam dan aku dapati orang tuaku sudah tertidur, lalu aku tetap memerah susu sebagaimana sebelumnya. Susu tersebut tetap aku pegang lalu aku mendatangi keduanya namun keduanya masih tertidur pulas. Anak-anakku merengek-rengek menangis untuk meminta susu ini dan aku tidak memberikannya. Aku tidak akan memberikan kepada siapa pun sebelum susu yang aku perah ini kuberikan kepada kedua orang tuaku. Kemudian aku tunggu sampai keduanya bangun. Pagi hari ketika orang tuaku bangun, aku berikan susu ini kepada keduanya. Setelah keduanya minum lalu kuberikan kepada anak-anakku. Ya Allah, seandainya perbuatan(amal sholeh)  ini adalah perbuatan yang baik karena mengharap wajah-Mu, maka bukakanlah mulut gua ini.’ Maka batu yang menutupi pintu gua itu pun bergeser sedikit (H.R. Bukhari Muslim)

Pada hadits di atas diceritakan bagaimana amal sholeh berupa bakti pada orang tua bisa mengangkat  musibah yang menimpa seseorang. Maka hendaknya seseorang menolak bala/sial itu bukan dengan cara yang aneh aneh yang dibisikkan jin kepada hatinya. Namun sebaiknya ia memulainya dari berbuat baik pada orang tuanya.

  1. 7.      Menyambung Silaturahmi

Salah satu cara menghilangkan kesialan adalah menyambung silaturahmi. Prioritas pertama tentu kepada sanak kerabat, tetangga dan  kepada teman-teman lainnya.

Artinya : Barangsiapa yang ingin diluaskan rizkinya dan di-panjang-kan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturrahimnya (H.R. Bukhari Muslim)

Secara logika jika orang itu luas kenalannya dan banyak pertemanannya, selalu berbuat baik pada orang, mungkin diam-diam ada orang yang mendoakan keselamatan baginya. Jika mendapat kesulitan, akan ada orang yang membantunya, jika mendapat musibah akan datang orang menolongnya.

8.      Meminta Maaf dan Mengembalikan Hak Orang Yang Dizhalimi

Oleh karena salah satu sebab kesialan itu adalah karena doa orang yang terzhalimi, dan doa orang yang terzhalimi itu dikabulkan Allah, maka bagaimana jika orang yang terzhalimi itu mengutuknya dan mendoakan keburukan baginya? Bisa jadi musibah dan itu menimpa seseorang karena doa orang yang terzhalimi.

Dari Abu Hurairah r.a. , Telah berkata Rasulullah s.a.w. , ‘Ada tiga do’a yg dikabulkan oleh Allah SWT -yang tidak diragukan tentang do’a ini-, yang pertama yaitu do’a kedua orang tua terhadap anak yang kedua do’a orang yg musafir -yang sedang dalam perjalanan-, yang ketiga do’a orang yg dizhalimi” (H.R. Bukhari, Abu Dawud, dan Tirmidzi)

Barangsiapa mendo’akan keburukan terhadap orang yang menzaliminya maka dia telah memperoleh kemenangan. (H.R. Tirmidzi dan Asysyihaab)

Maka hendaklah meminta maaf dan menyambung kembali silaturahmi dengan orang yang pernah dizhalimi. Jika ada hak-hak yang terampas, maka hak orang  tersebut  harus dikembalikan atau ditunaikan.

9.      Menolong Orang Lain

Salah satu cara menghilangkan kesempitan dan kesulitan adalah menolong orang lain, dan meringankan kesulitan orang lain.

Barangsiapa ingin agar do’anya terkabul dan kesulitan-kesulitannya teratasi hendaklah dia menolong orang yang dalam kesempitan. (H.R. Ahmad)

Barang siapa memudahkan urusan (mukmin) yang sulit niscaya Alloh akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. (H.R. Muslim)

Sekilas hal ini terlihat ironis, jika diri kita sendiri mengalami kesulitan bagaimana mungkin kita disuruh meringankan kesulitan orang lain? Namun meringankan kesulitan orang lain banyak caranya, terkadang hanya dengan tutur kata yang baik, nasehat yang bijak, menunjukkan rasa empati dan simpati, telah menghibur orang yang sedang dilanda kesulitan.

Selain itu kita pun bisa mendoakan orang yang ditimpa musibah dan kesulitan tanpa orang itu tahu. Dengan cara demikian, malaikat akan balik mendoakan kita sebagaimana kita mendoakan orang itu.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., bahwasannya Rasulullah s.a.w. bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata `aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan'” (H.R. Muslim No. 2733)

10.  Memakan Harta Yang Halal

Mengumpulkan harta dengan cara yang haram seperti korupsi, manipulasi, mengurangi timbangan, mencampur barang, mencegat dagangan, menimbun barang, menipu dll akan mendatangkan bencana dan kesialan pada pelakunya. Sebagaimana dinyatakan dalam hadits berikut ini :

Barangsiapa mengumpulkan harta dengan tidak sewajarnya (tidak benar) maka Allah akan memusnahkannya dengan air (banjir) dan tanah (longsor). (H.R. Al-Baihaqi)

Maka salah satu jalan agar terhindar dari musibah adalah dengan memakan harta yang halal dan menghindari diri dari memakan harta yang haram, termasuk juga jangan memberi anak dan istri dengan harta yang  haram.

11.  Tidak Mabuk, Tidak Menyembah Berhala dan Tidak Berjudi

Salah satu penyebab kesialan adalah mabuk-mabukan, berjudi dan menyembah berhala. Orang yang mabuk tidak menyadari apa yang diperbuatnya dan tidak bisa mengontrol tindakannya. Selain itu alkohol dalam darah akan membuatnya bersikap emosional dan rakus pada dunia.

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan (Q.S. Al-maidah  [5] : 90).

Pada ayat di atas diperintahkan jauhilah perbuatan tersebut agar beruntung. Artinya jika mabuk dan judi bisa penyebab dari segala kesialan karena mabuk dan judi menyebabkan pertikaian dan perselisihan. Kita bisa melihat bahwa seringkali tawuran yang terjadi pada konser musik disebabkan karena mabuk-mabukan. Termasuk dalam perkara ini adalah teler atau sakaw akibat narkoba. Orang sering kalap dan bertindak apa saja akibat dari teler. Demikian pula akibat kalah judi, orang menjadi mendadak miskin, bangkrut, keluarga terlantar dan tidak sedikit yang bunuh diri.

12.  Ruqyah Syar’iyyah

Salah satu penyebab kesialan adalah gangguan dan rekayasa jin kafir dan antek-antek kaki tangan iblish seperti dukun dan tukang sihir dan tukang santet. Mereka dengan sihirnya dapat membuat keburukan pada kehidupan manusia, seperti pertengkaran dan kekisruhan dalam rumah tangga.

Mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu dapat memisahkan suami dari istrinya, mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya itu kecuali dengan izin Allah (Q.S.Al-Baqarah  [2] : 102)

Jin juga bisa membuat seoarang wanita mandul

telah dikatakan kepada mereka ‘sesungguhnya orang-orang Yahudi telah menyihir kalian, sehingga kalian tidak akan memiliki anak’.” (H.R. Bukhari No. 5047)

Setan jin kadang bisa menyerupakan sesuatu dan merekayasa untuk mencelakakan manusia

Ibnu Abbas r.a. berkata:Suatu hari seekor tikus datang menyeret kain yang dipintal kemudian dilemparkan ke hadapan Rasulullah S.a.w. yang sedang duduk di atas tikar. Kemudian kain dipintal yang dibawa tikus tadi terbakar persis sebesar uang dirham. Rasulullah S.a.w. Kemudian bersabda: “Apabila kalian tidur, matikanlah lampunya, karena syaithan seringkali berwujud seekor tikus yang membawa sesuatu (yang mudah dibakar) yang ditujukkan ke lampu tersebut sehingga dapat membakar kalian” (Atsar .R. Abu Daud dengan sanad shahih)

Maka untuk menghindari dari serangan setan jin dan manusia semacam ini kita harus melakukan ruqyah syar’iyyah. Yaitu membaca dzikir dan doa yang diajarkan Rasulullah s.a.w. untuk menolak gangguan jin dan sihir yang mungkin menimpa diri kita.

 

Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah.” (Q.S. Fushshilat [41] : 36).

Rasulullah s.a.w. bersabda, “Seorang hamba tidak bisa menjaga dirinya dari kejahatan setan kecuali dengan dzikrulloh.” (H.R. Tirmidzi)

26 thoughts on “TOLAK BALA AGAR SELALU BERUNTUNG

  1. ririn octoriyani says:

    wah terimakasih banyak postnya sangat bermanfaat

    • Wa laa yukhiituuna bi sya’in min ‘ilmihii illa bi maaasyaa. (dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya). (Q.S. 2:255) wa qul rabbi zidni ‘ilman (katakanlah Ya Rabku tambahkanlah kami ilmu) (Q.S. 20 : 114)

  2. panji says:

    terima kasih..bwt bacaan yg bermanfaat

  3. Agus says:

    semoga Allah membalas kebaikan saudara. terima kasih

  4. doain saya ya,,,senin bsk UKK,,,dan saya harus beruntung

  5. Papa Vhiera says:

    Ass, Ustad, tolong diajarin terapi ruqiah dan bacaan serta amalan-amalannya, agar kami bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan untuk membantu orang lain yang senasib seperti kami.

    Kalo bisa tolong Shere ke alamat email saya,
    tivhiera@gmail.com

    semoga kemurahan hati dan keikhlasan pak ustad dalam berbagi ilmu yg bermanfaat akan dibalas oleh Allah swt dan menjadi salah satu bentuk amal jariah. Aaamiin.

  6. BOY says:

    assalamualaikum. kalau pengalaman saya.. dulu alm. kakek dan uwa saya semasa hidup nya gemar belajar kesaktian. anak cucu nya nasib nya aneh aneh. bnyk yg meninggal saat msh balita, ada yg bsa hidup sampai dewasa tp ada yg idiot, ada yg sulit jodoh, sulit rejeki, ada yg sering sial dll. termasuk saya. saya sbg keturunan nya, nasib saya sering sial. saya sejak kecil sampai skrng bnyk masalah. dulu saat saya msh kecil sering sakit sakitan badan saya jadi lemah dan otak saya agak goblok, shg saya kalau sekolah, kerja, olahraga, nyari jodoh, bergaul saya diremehkan org, saya juga kena skizofrenia, gampang marah, sering gelisah, penakut, minder. saya juga sulit dpt jodoh dan rejeki meski sdh berdoa dan berusaha berthn thn tp tdk berubah. selain itu saya sepanjang hidup sering dijahati org spt: dihina, dibodohi, difitnah, dikhianati, dikucilkan, didiskriminasi, dibenci, dimusuhi dll. dulu alm kakek dan uwa saya meninggal nya lumayan tragis dan jarak meninggal antara ke dua nya cukup dkt. cuma selang beberapa bln saja.

  7. BOY says:

    Assalamualaikum. Kenapa nasib saya kok suram bngt. Saya sepanjang hidup sering sial. Dulu saat saya msh kecil sering sakit sakitan shg badan jadi lemah dan otak jadi agak bodoh.. shg saya kalau sekolah, kerja, olahraga, nyari jodoh, bergaul dll saya sering diremehkan org, dibodohi org, didiskriminasi org dll. Saya di kampung sering difitnah dan dijelekin tetangga, saya sering dibenci dan dimusuhi teman, saya dijauhi kerabat, dikucilkan masyarakat dll tanpa alasan yg jelas. Di perantauan saya dijahati org bertubi tubi dan ditolak wanita berkali kali. Pdhl saya baik, jujur dan suka menolong. Kemudian saya terpaksa pulang kampung saya nganggur dan jomblo sangat lama sekali tp tdk ada org yg mau menolong saya, tp kdng malah ada org anggap hidup saya enak tiap hari cuma makan dan tidur. Saya terpaksa buka usaha kecil kecilan tp hasil nya sngt tdk cukup memenuhi kebutuhan sehari hari. Saya benar benar tersiksa. Akibat masalah2 itu, saya selama berthn thn tiap hari marah marah dan berkata kotor. Saya kalau malam sulit tidur. Saya sdh beberapa thn agak rajin tahajud, puasa, dhluha, ngamalin berbagai amalan termasuk shalawat tp nasib saya tdk pernah berubah. Apakah semua ini akibat dulu alm kakek dan uwa saya gemar belajar kesaktian? Alm kakek saya.. anak cucu nya bnyk yg meninggal saat balita. Ada beberapa yg bisa bertahan sampai dewasa tp ada yg idiot, ada yg susah jodoh, ada yg susah rejeki dll. Dulu alm kakek dan uwa saya meninggal nya agak tragis dan menyedihkan. Mrk jarak meninggal nya lumayan dekat, cuma selang sebulan lbh dikit. Apakah semua ini terjadi akibat kesaktian yg mrk pelajari?

    • Wa’alaikum salam warohmatullahi wa barokatuh. Apa yang dilakukan oleh Kakek adalah tanggung jawab beliau dan tidak menyebabkan kesialan kepada anak cucu keturunannya. Kecuali jika kakek menyakiti banyak orang kemudian orang membalas dan melampiaskan sakit hatinya kepada anak cucu beliau. Misalkan seseorang pernah di masa hidupnya dikenal sebagai dukun ilmu hitam kemudian melakukan santet kepada banyak orang, maka berhubung dukun santetnya sudah meninggal, sementara orang-orang masih banyak yang kesal, sehingga mereka membalas mengirim santet nya kepada anak cucunya. Hal itu bisa saja terjadi. Namun hal seperti ini bisa ditangkal dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an, berdzikir, dan memohon perlindungan dari Allah.

      Namun untuk perkara-perkara yang terkait non fisik seperti jodoh dan rezeki hal itu masing-masing orang sudah ada takdirnya. Tapi bisa jadi karena reputasi keluarga yang buruk di mata masyarakat dikarenakan perilaku sebagian orang tua pada masa lalu, kemudian masyarakat menghindari bermuamalah (bertransaksi seperti berdagang) atau mendekati dan menikahi anak cucu orang tsb. Sehingga hal ini seolah-olah memberikan kesialan pada kita. Contohnya pada masa lalu pernah terjadi bahwa anak cucu keturunan PKI akan dikucilkan oleh masyarakat. Pemerintah sendiri memberikan kode tertentu pada nomor KTP orang-orang yang menjadi anak keturunan orag yang dituduh terkait PKI. Sehingga ia sulit mencari mata pencaharian. Melamar kerja di mana pun ditolak. Maka seolah ini sebagai sebuah kesialan akibat perilaku pendahulu kita.

      Namun jika kasus yang terjadi pada diri Anda ini tidak terkait seperti apa yang kami kemukakan di atas, maka hendaknya Anda introspeksi dulu. Anda katakan bahwa Anda sering marah-marah dan berkata kotor. Maka hal itu bisa menjadikan diri Anda tidak disukai orang. Apakah ada sifat-sifat buruk lainnya, yang menyebabkan Anda tidak disukai orang? Perbaikilah diri Anda sebelum mencari-cari kesalahan orang lain. Jika Anda memberikan manfaat pada orang banyak dan menampilkan sikap sopan santun dan ramah kepada orang banyak, gemar menolong dan gemar bersilaturahmi, Insya Allah orang-orang akan menyukai Anda dan rezeki akan terbuka.

      Banyak yang meninggal dan idot. Harus dianalisa dulu dengan seksama. Apakah akibat penyakit? Bisa jadi karena pendidikan yang rendah, atau karena faktor ekonomi atau kemiskinan, menyebabkan keluarga dan kerabat anak cucu keturunan kakek hidup dalam lingkungan yang tidak sehat serta memiliki kebiasaan hidup yang buruk, sehingga hal ini berpengaruh pada kesehatan bayi-bayi yang dilahirkannya.

      Maka Anda harus bangkit dan memperbaiki kualitas diri. Kalau perlu hijrah dan pindah lah ke kampung lain dan kota lain agar terbebas dari bayang-bayang keburukan masa lalu. Mulailah memikirkan hal positif dan berusaha memiliki keterampilan agar Anda dapat berguna bagi orang banyak sehingga disenangi orang. Ubahlah perilaku dan sikap yang buruk seperti muka yang muram, sering marah, sering berkata kotor, malas, mudah putus asa, tidak tekun, tidak rajin, sulit dinasehati, tidak tepat janji, meremehkan orang, dan sifat-sifat buruk lainnya. Insya Allah jika sikap Anda positif, orang lain pun akan menanggapinya dengan positif. Dan terakhir, dekatkanlah diri Anda kepada Allah, mohonlah pertolongan kepada Allah, dan berprasangka baiklah pada Allah niscaya nasib Anda akan berubah menjadi lebih baik. Wallahua’lam

    • Cantik says:

      Sama ya kita…tapi aku sdh pindh dri tmpt tinggl ..juga masih ada aja..kalau ada cara lain tolong dong bntuuu…cara menghilangkan sial ni

  8. bima bharata shena says:

    Assalamualaikum ustad.saya ingin bertanya “kenapa saya tidak disayangi oleh kebanyakan org padahal saya tidak membenci org?”

    • Wa’alaikum salam warohmatullahi wa barokatuh.

      Dunia ini tergantung dari cara pandang Anda. Jika Anda selalu memandangnya negatif maka seperti itulah jadinya. Contoh, kalau kita sensi (sensitif gampang tersinggung) maka apapun yang diperbuat orang akan salah dalam pandangan kita. Orang ketawa dikira menertawakan kita. Orang becanda dikira ngeledek atau menghina.

      Tidak penting mengenai sikap orang terhadap kita. Yang penting adalah sikap kita kepada orang lain. Kalau kita sudah yakin bahwa kita tidak pernah berbuat jahat pada orang, maka itu sudah benar. Dan tidak perlu mendapat pengakuan atau balasan dari orang lain. Tidak penting mengenai omongan orang terhadap kita. Yang penting adalah kita tidak pernah bicara yang tidak pantas terhadap orang lain. Yang penting di hadapan Allah kita tidak melanggar perintahNya dan menjauhi laranganNya. Jika orang lain marah biarakan saja yang penting Allah tidak marah kepada kita. Jika orang lain memandang salah, biarkan saja yang penting Anda harus yakin, apakah perbuatan kita salah dalam padangan Allah??

      Kita akan kecewa jika pamrih berharap balasan dari sesama manusia.Namun percayalah Anda tidak akan kecewa jika berharap balasan dari Allah. Itulah namanya Ikhlash.

  9. ibu tiny says:

    assalamualaikum kyai saya seorang ibu dari 3 orang putera saat ini saya merasa sangat susah sekali mendapatkan rezeki kyai dalam arti kata karena terdesak saya meminjam pada orang lain sehingga tak terasa sudah banyak dan saya bingung bgm caranya melunasi gaji saya saja kyai tidak cukup untuk melunasi mohon amalan apa yang harus saya lakukan kyai wassalam

  10. ibu aan says:

    Assalamualaikum.saya orang tua yg anaknya kurang beruntung.pertama disekolah anak sy nilai uts terbesar di kelas eh pas di rapot jadi terterkecil sekelas.setelah di usut eh katanya ketuker.lalu pas lomba menggambar anak saya dari tk juara sekecamatan.eh pas lawan temen sekelasnya terang terangan yg menang yg nilainya 60.sedangkan anak saya yang nilainya 90????.setelah diusut katanya hasil punya anak saya hilang.sampe saya pindahkan sekolahnya.eh disekolah yang sekarang pun masih saja diperlakukan tidak adil.saya harus bagaimana?saya kasihan dengan anak saya.sekarang belajarpun seperti tidak bersemangat.terimakasih

    • Wa’alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh.

      Masalah selalu ada dalam kehidupan kita. Entah itu menimpa kita sendiri atau keluarga kita. Yang menjadi masalah bukanlah masalah itu sendiri melainkan sikap kita dalam mensikapi masalah. Jika Ibu memandang setiap masalah sebagai sebuah kesialan dan ketidak beruntungan, maka hal itu akan terus menjadi kenyataan. Karena hidup ini sesuai persangkaan kita. Jika kita terus negative thinking, maka pikiran dan tindak tanduk kita akan menciptakan masalah. Alam akan bereaksi sebagaimana pikiran kita.

      Terlebih lagi sebagai seorang ibu, perkataan dan persangkaan bisa menjadi doa. Jika ibu sering mencaci dan mencela anaknya, maka itu juga bisa menjadi doa. Ajarkan sang anak untuk bersikap tenang dan memandang masalah yang terjadi sebagai hal yang positif. Yang perlu kita lakukan adalah melalui dan menghadapi masalah itu dengan tenang karena setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.

      Masalah nilai jelek bukan segala-galanya dalam hidup ini. Jika karya kita dianggap jelek oleh orang lain, tidak dihargai orang lain bahkan dicela orang lain, itu pun bukan tanda kiamat dalam hidup ini Apalagi jika hal itu bukan karena kesalahan kita. Yang penting kita yakin kepada diri kita sendiri bahwa kita sudah memberikan yang terbaik. Dan yang penting kita yakin di hadapan Allah SWT kita telah beikhtiar semaksimal mungkin, dan tidak melanggar ketentuan Allah. Kita telah berbuat jujur dan tidak merugikan orang lain. Adapun perkara pandangan orang terhadap diri kita, terserah saja. Tidak semua omongan orang perlu didengar. Karena nanti kebenaran itu akan terungkap dengan sendirinya.

      Yakinkan pada sang anak bahwa dia pintar dan dia berprestasi walaupun belum tentu mendapat pengakuan dan penghargaan dari orang lain. Ajari sang anak dengan ikhlash, mempersembahkan yang terbaik walaupun belum tentu dianggap baik oleh orang. Jika orang lain tidak melihat maka Allah Maha Melihat. Jika orang tidak adil kepada kita tapi Allah Maha Adil. Kita akan kecewa jika berharap balasan dari makhluk (entah itu manusia atau makhluk ciptaan Allah lainnya). Berharaplah penghargaan itu dari Allah, niscaya kita tidak akan pernah kecewa. Hanya saja kadang kita belum tahu atau belum memahami bagaimana cara Allah menghargai kita.

  11. Fitri says:

    Assalamualaikum, saya mau tanya. Sapa pengen banget berbakti sama orang tua sedangkan ayah saya meninggal dan ibuk saya beda agama saya d paksa agar saya ikut agama nya kalo tidak saya tidak di anggap sebagai anak nya tp saya tidak mau.
    Terus di tempat kerja ada aja masalah sampek” bingung harus gimana. Pak ustad gimana ya supaya ibu saya tdk terlalu memaksa saya dan d tempat kerja jadi tentrem. Trima kasih

  12. Fitri says:

    Assalamualaikum, mau tanya nih saya ingin berbakti kepada orang tua tp ayah saya meninggal dan ibu saya beda agama. Saya d paksa untuk ikut agama nya tp saya tdk mau sedangkan kalo tdk ikut Saya gk d anggap anak.
    Dan di tempat kerja saya, Saya udah 8 bulan kerja disini, dari awal buka sampe sekarang ada aja masalah.
    Pak ustad gimana ya supaya saya ttep bisa bareng ibu saya tanpa pindah agama dan di tempat kerja saya menjadi tentram. Trimakasih

    • Wa’alaikum salam warohmatullahi wa barokatuh

      Menghormati dan berbuat baik kepada orang tua tidak membedakan mereka muslim atau non-muslim. Namun tidak boleh taat kepada mereka dalam hal maksiat kepada Allah atau melanggar agama Allah. Justru, jika orang tua nya non-muslim, maka memberikan jalan hidayah kepada mereka merupakan sebuah bakti yang besar. Memang di mata orang tua itu dipandang sebagai sebuah pembangkangan / tidak taat, namun kita justru memberikan yang terbaik yaitu hidayah kepada Islam.

      Bagaimana supaya bisa bareng? Justru kalau bisa dampingi terus ibu Anda. Karena tidak ada yang lebih indah daripada memberikan jalan ke surga bagi ibu Anda. Untuk bisa demikian, Anda sendiri harus banyak mempelajari Islam, dan ilmu perbandingan agama. Jika ibu Anda adalah ahlul kitab, maka katakanlah bahwa Islam bukan hanya ajaran Nabi Muhammad s.a.w. melainkan ajaran seluruh Nabi dari sejak Adam a.s. Jika Ibu Anda penganut ajaran Nabi Isa a.s. maka Islam adalah pengikut ajaran Nabi Isa a.s. yang murni dan tidak mengikuti persangkaan yang salah ata hawa nafsu segelintir manusia.

      Mengenai banyak masalah di tempat kerja. Anda kerja di mana pun juga pasti sama saja banyak masalah. Karena masalah akan selalu ada di mana-mana. Yang menjadi masalah bukanah masalah itu sendiri melainkan bagaimana kita mensikapi masalah. Seperti halnya nyamuk dimana mana ada nyamuk. Dan nyamuk tidak salah karena tugasnya memang menghisap darah. Kita haru yakin bahwa setiap masalah ada jalan keluarnya. Hanya saja mungkin kita belum menemukannya. Mohonlah petunjuk kepada Allah agar diberikan jalan keluar terbaik. Lakukan shalat istikharah dan banyak-banyaklah istighfar. Wallahua’lam

  13. Evi Pramudianti says:

    Artikel ini mudah sekali dipahami.Isinya lengkap.Mudah untuk dipraktekkan sehari hari

  14. Uyil says:

    Dalam fakta kehidupan, sebagian besar yang tertera di atas hanyalah teori belaka. Banyak orang mudharat yg diberikan kekayaan berlimpah dn akhirnya dia bertaubat. Banyak koruptor yang dimudahkan rejekinya dan akhirnya dia pun diberikan kesempatan bertaubat. Dan masih banyak lagi contoh nyata nya.

  15. Ary says:

    Sangat membatu artikel y….pak ustad.

  16. Ary says:

    Sangat membatu….artikel y…terimakasih.

  17. balo says:

    terimakasih sudah berbagi informasinya sangat bermanfaat<

Leave a comment