APAKAH ORANG KAFIR ITU NAJIS?

APAKAH ORANG KAFIR ITU NAJIS?

Oleh : Abu Akmal Mubarok

Image

Beberapa waktu lalu ada yang bertanya mengenai apa hukumnya jika ada teman laki-laki non-muslim memakai pakaian temannya yang muslim?

Pertanyaan ini pasti terkait dengan ayat yang menyebutkan bahwa orang kafir itu najis Memang ada orang yang berpendapat bahwa orang kafir itu najis berdasarkan ayat berikut ini :

Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis” (Q.S. At-Taubah [9] : 28)

Sebagian orang memahami ayat ini secara harfiah yaitu najis fisik. Sementara yang lain memahami ini adalah najis majaz (kiasan). Sebagian lainnya bersikeras bahwa ini adalah najis fisik, karena  ayat ini diikuti dengan perkataan “maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram setelah tahun ini”. Maka ketidak bolehan memasuki Masjidil Haram menunjukkan najis fisik sehingga orang kafir tidak boleh memasuki masjid secara umum karena orang kafir itu tidak kenal mandi junub sehingga tubuhnya selalu dalam kondisi berhadats besar.

Sebagian orang memahami secara tekstual sesuai zhahir dalil bahwa orang musyrik itu najis, sehingga mereka melarang orang musyrik memasuki masjid manapun secara umum. Lalu jika memang orang kafir itu najis,  apakah jika kita bergesekan dan bersentuhan atau bersalaman dengan orang kafir musyrik harus dicuci? Apakah jika kedatangan tamu orang musyrik, duduk di sofa, melangkah di lantai kita harus dicuci? Sebagian kelompok sempalan Islam yang ekstrim atau beraliran neo-zhahiriyah memang melakukan hal itu. Sehingga jika ada orang diluar kelompoknya yang dianggap kafir dan najis, maka bekas tempat duduknya harus dipel.

Pendapat yang lebih kuat adalah bahwa perkataan najis di situ adalah secara maknawi, atau kiasan, dimana maksudnya adalah jiwa orang musyrik itu najis karena kotor. Yaitu dikotori oleh keyakinan yang salah perihal Allah.

Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini mengatakan bahwa jumhur ulama berpendapat bahwa tubuh orang musyrik dan kafir itu tidak najis karena Allah telah menghalalkan sembelihan dan menikahi ahli kitab. Jika tangan ahli kitab najis niscaya tidak halal memakan sembelihan ahli kitab karena tidak mungkin menyembelih tanpa menyentuhnya (Tafsir Ibnu Katsir Jilid 10 hal 191)

Juga dengan dalil bahwasanya Allah dalam Al-Qur’an membolehkan kaum muslimin menikahi wanita ahlul kitab, sementara seorang suami yang menyetubuhi istrinya tentunya tidak bisa lepas dari bersentuhan dengan keringat istrinya. Bersamaan dengan itu tidak diwajibkan atas si suami untuk bersuci karena bersentuhan dengan istrinya, namun mandinya wajib karena jima’. Juga Rasulullah r pernah berwudhu dari tempat air minum wanita musyrikah dan diikatnya Tsumamah bin Atsal di masjid ketika masih musyrik, dan lain sebagainya. (Fathul Bari 1/487, Nailul Authar 1/45, Sailul Jarar 1/38,39, Asy-Syarhul Mumti‘ 1/383)

Adapun dilarangnya memasuki masjidil haram, karena Rasulullah s.a.w. diperintahkan Allah agar wilayah masjidil haram menjadi wilayah tanah suci yang terlarang dimasuki orang kafir. Dan dilarangnya ini karena kekafirannya bukan karena najisnya. Itupun masih dikecualikan boleh bagi orang kafir dzimmi yaitu yang menjadi warga dari negara Islam atau dalam perlindungan orang Islam

Dalam sebuah hadits dikatakan :

Telah menceritakan kepada kami Hasan telah menceriakan kepada kami Syarik dari Al-Asy’asy (yaitu Ibnu Siwar) dari Al Hasan dari Jabir yang mengatakan bahwa Rasulullah s.a.w. telah bersabda : “tidak boleh memasuki masjid kita ini seorang musyrik pun kecuali kafir dzimmi dan pelayan pelayan atau budak budak mereka” (H.R. Ahmad) Hadits ini diriwayatkan sendirian oleh Imam Ahmad, secara marfu’. Sebagian mengatakan hadits ini mauquf (terputus sanadnya pada sahabat atau tabi’in) sehingga hadits ini dianggap sebagai perkataan (qaul atau atsar) tabi’in saja.

Maka berdasarkan atsar di atas jika orang kafir dzimmi dan pelayannya (yang juga kafir) boleh memasuki masjid, hal ini menunjukkan bahwa bukan fisiknya yang najis melainkan hatinya yang kotor dan tidak suci karena tidak percaya pada Allah

Demikian pula dalam hadits yang lain Rasulullah s.a.w. menerima utusan kaum Nasrani Najran di dalam masjid nya Rasulullah s.a.w. bahkan membolehkan mereka beribadah sementara di situ.

Bahwasanya utusan suku Tsaqiif datang menemui Nabi s.a.w., maka Nabipun memasukan mereka ke dalam masjid agar hati mereka lebih lembut” (H.R. Ibnu Khuzaimah 2/285 No 1328, dan diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya 4/218, Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubro No 4131 dan At-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabiir No 8372)

Nabi s.a.w.memasukan sebagian orang musyrik di Masjid, kalau seandainya tubuh orang musyrik najis tentunya Nabi tidak akan membiarkan mereka menajisi mesjid (lihat Al-Mabshuuth 1/47, Badaai’ As-Shanaai’ 1/64).

Rasulullah s.a.w. mengutus pasukan berkuda ke arah Najd, maka pasukan tersebut membawa seseorang dari bani Hanifah, orang tersebut bernama Tsumamah bin Utsaal, maka mereka pun mengikatnya di salah satu tiang masjid” (H.R. Bukhari No 457).

Dalam riwayat yang lain Tsumamah diikat di tiang mesjid selama tiga hari, dan pada hari ketiga maka iapun masuk Islam (Lihat H.R. Bukhari No 4114)

Jika orang kafir itu najis niscaya Rasulullah s.a.w. tidak akan mengikat orang kafir itu di tiang masjid.

Imam An-Nawawi berkata, “Hadits ini menunjukan bolehnya mengikat tawanan dan menahannya, serta bolehnya memasukkan orang kafir dalam masjid. Dan Madzhab Imam As-Syafi’i adalah bolehnya memasukan orang kafir dalam masjid dengan ijin seorang muslim, sama saja apakah orang kafir tersebut dari kalangan Ahlul Kitab atau selain mereka” (Al-Minhaaj syarh Shahih Muslim 12/87, lihat perkataan Imam As-Syafi’i dalam Al-Umm 1/54)

Sebagian kaum zhahiriyah ngotot beranggapan bahwa makna ayat tsb adalah najis hakiki yaitu najis fisik dengan berpegang pada hadits berikut :

Asy’as dari Hasan dari Jabir yang mengatakan bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : “Barang siapa berjabat tangan dengan mereka (orang musyrik) hendaklah berwudlu

Hadits ini tidak jelas sanadnya dan maudhu (palsu). Bahkan hadits ini disangkal oleh hadits lain yang lebih shahih :

Telah mengabarkan kepada kami Ja’far bin ‘Aun telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Hammad ia berkata: “Aku pernah bertanya kepada Ibrahim tentang berjabat tangan dengan seorang (yang beragama) yahudi, nashrani, majusi dan wanita yang haid, maka ia berpendapat tidak harus berwudhu (setelah berjabat tangan) “. (H.R. Darimi No. 1046) Hushain Salim Assad Daroni mengatakan hadits ini sanadnya shahih.

Hadits di atas menguatkan pendapat yang mengatakan bahwa orang ahlul kitab dan musyrik tidaklah najis.

Jadi kesimpulannya : orang non muslim memakai kaus orang muslim tidak mengapa tidak najis. Adapun mencuci karena bekas dipakai orang lain (baik muslim maupun non muslim) karena bau keringat itu silakan dicuci. Wallahua’lam

14 thoughts on “APAKAH ORANG KAFIR ITU NAJIS?

  1. Ahmat Junaidy says:

    Hai sahabatku, tidak kah engkau sadari, bahwa kesejahtraan umat manusia saat ini sebahagian besar adalah karya kaum kafir.Adakah arang akan berduyun duyun di Tanah suci, sekiranya tidak ada karya/temuan kaum kafir dalam mumbuat Pesawat, Kendaraan bermotor misalnya. Bukan kah Mesjid Alharam yg kita banggakan itu matrial yg digunakan adalah karya orang Kafir, Bukan kah obat obat dan peralatan medis yg kita gunakan karya orang kafir, bahkan Insulin itu hasil temuan orang Jahudi. Bukan kah kemakmuran negara negara timur tengah itu berasal dari Minyak Tanah yg teknologinya di temukan dan di kembangkan oleh orang kafir, lihat lah semua karya teknologi seisi rumah Anda dan coba tunjukkan produk yg kita hasilkan sebagai Kaum Muslim…Apa…???dan Berapa unit ..?. Marilah kita menggunakan RASIO kita dalam bersikap dan berinter aksi terhadap sesama manusia ciptaanNya. Jangan tanamkan kebencian hanya karena kita berbeda keyakinan. Coba lah Anda merenung mengapa kita tidak diberikan Alloh RIDO untuk penemuan berbagai hasil teknologi tersebut ???. Barangkali Alloh tidak mempercayai kita, karena hati kita masih dipenuhi ruang ruang kebencian.

  2. Tulisan di atas meluruskan anggapan yang “tidak benar” dari sebagian orang yang mengatakan bahwa orang kafir itu najis. Mudah2an Anda bukan komen karena hanya membaca judulnya saja. Maka semua yang membaca tulisan di atas pasti memahami bahwa tidak ada penyebaran kebencian karena perbedaan keyakinan, justru sebaliknya meluruskan bahwa Islam tidak memandang orang najis karena berbeda keyakinannya.

    Mengenai kemajuan teknologi Barat saat ini, perlu diketahui bahwa itu karena Anda hidup pada zaman ini dimana saat ini Allah sedang mempergilirkan Barat yang memimpin teknologi. Seandainya Anda hidup 700 tahun yang lalu, dimana Barat masih banyak yang buta huruf, sementara anak-anak muslim di Cordova dan Andalusia Spanyol telah main tebak-tebakkan aljabar.. maka saat itu semua orang mengatakan bahwa kaum muslim yang memimpin teknologi.

    Perlu diketahui bahwa revolusi industri Barat lahir justru karena Barat belajar dari kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh kaum muslimin ketika bersentuhan dalam Perang Salib. Orang Barat mengenal mesiu untuk meriam dan lensa untuk teropong dari ilmuwan muslim. Persamaan Al-Jabar dan Trigonometri ditemukan oleh kaum muslimin. Bahkan angka nol yang dipergunakan oleh semua manusia pada masa kini adalah ide kaum muslimin, karena orang Barat dahulu masih memakai angka romawi yang sama sekali tidak praktis dan orang Tiongkok, Jepang dan Korea pun bahkan tidak mengenal angka dalam aksaranya.

    Bahkan sampai saat ini pun banyak hal-hal di Barat yang berasal dari kaum muslimin. Tahukan Anda bahwa wesel berasal dari wasilah, dimana dulu kaum muslimin lah yang menemukan ide untuk pengiriman uang antar daerah? Istilah Alchemy (kimia), Alcohol, Alkali dan banyak istilah dalam ilmu kimia berasal dari istilah Arab karena memang ilmuwan muslim lah penemu awalnya.

    Namun Barat adalah kaum yang tidak jujur. Buku-buku pengetahuan dan pelajaran sekolah pada masa kini tidak menceritakan secara jujur siapa sebenarnya penemu-penemu pengetahuan di masa awal. Dan banyak orang termasuk Anda adalah salah satu korban dari penyembunyian fakta sejarah ini.

    Kalaupun Barat dikatakan saat ini maju peradabannya, maka itu dari segi fisik saja. Sedangkan dari segi moral mereka benar-benar bobrok. Ketika saya tinggal di Amerika mereka mengatakan bahwa 70% keluarga di Amerika adalah single parents. Kalau di Indonesia tawuran maka di Amerika saya sering menyaksikan pelajar saling menembak bahkan rekan satu sekolah saya pun ada yang mati ditembak kawannya. Pornografi dan perkosaan tersebar luas. Bahkan di depan persis sekolah saya berjejer adult shop atau sex shop. San Francisco adalah kota homo/gay terbesar di dunia. Apakah ini disebut kemajuan Barat yang Anda banggakan?

    Kondisi yang sama terjadi di Jepang dan Korea yang maju dari segi teknologi namun di saat yang sama industri pornografi pun maju pesat. Saat ini saja ada 8.000 wanita muda jepang yang menjadi bintang porno dan jumlah ini terus bertambah. Apakah ini kemajuan peradaban yang dibanggakan??

    Pada masa keemasan kekhalifahan Islam, kaum muslimin maju dari segi teknologi namun dari segi ilmu agama juga maju pesat. Kehidupan keagamaan juga maju pesat ditandai dengan jutaan kitab agama yang ditulis oleh para ulama. Kaum muslimiin saat itu maju dari segi teknologi namun tidak lantas menjadi bobrok moralnya. Bahkan ketika saat ini kaum muslimin ketinggalan secara teknologi namun lembaga perkawinan dan etika pergaulan tidak sebobrok negara-negara barat.

    • kogi says:

      Apa lagi di negara2 Arab.. Wah..wah..wah.. Perkosaan, persetubuhan Sama pembokat, halal hukumnya…

    • baron baron says:

      Bagus pak… orang2 buta sejarah seperti saudara kita satu itu perlu dikasih wawassan yg lebih luas… aneh saja kalau ada orang ngaku muslim bangga pada peradaban kafir

  3. Ahmad Sukran says:

    @ seteteshidayah: Betul sekali kalau pernah ada masa dimana kaum muslim mengungguli orang Eropa dalam iptek. Semua kafir Eropa aku pikir takkan pernah menyangkalnya. Tapi jangan lupa, muslim bukanlah penemu. Tidak ada iptek yang orisinal karya muslim.

    Buktinya, baca saja nama-nama 100 tokoh karya Michael H. Hart yang paling suka digadang-gadang muslim membenarkan dan menjayakan Muhammad. Tak satu pun muslim yang masuk jadi tokoh karena karyanya dalam iptek. Yang ada hanyalah Muhammad dan Umar karena kesuksesannya diantaranya sebagai penakluk (baca: tukang bunuh). Padahal orang yang paling banyak dalam 100 tokoh tersebut adalah dari kategori ilmuwan, dan semuanya: KAFIRRR.

    Jangan lupa juga, kaum kafir itu tidak hanya berasal dari Eropa tapi juga Cina dan India. Peradaban Cina ketika jaman muslim mengungguli Eropa lebih unggul daripada peradaban muslim. Kalau Cina tidak unggul, mungkin nasibnya akan seperti India.

    India hari ini punya sejarah pilu yaitu karena pernah diinvasi muslim dan sebagian wilayahnya takluk. Akibatnya, sekarang saban hari India disusahkan oleh potensi masuknya bomber-bomber syuhada asal Pakistan dan Bangladesh (yang dulunya bagian dari India) yang miskin-miskin dan bodoh-bodoh. Padahal, bangsa Indialah penemu angka nol (0), bukan muslim.

    Ingat juga kalau hari ini BANGSA KAFIR ITU TERMASUK JEPANG, ISRAEL, KOREA DAN SINGAPURA.

    Kalau mau dibilang muslim itu lebih unggul secara moral, lihat saja mutu hidupnya Muhammad dan sobat-sobatnya terutama dalam bagaimana mereka berkeluarga yang tercatat dalam hadis-hadis dan buku sejarah islam. Setahuku semuanya poligamer. Istri Muhammad ketika berpoligami yang lebih tua hanya Saodah. Sisanya lebih muda daripada si Muhammad. Malah si Safiyah adalah janda muda Yahudi yang suaminya dibunuh Muhammad dkk siang hari dan hari itu langsung dinikahi Muhammad supaya malamnya bisa dikawin.

    Si Ali, mantunya Muhammad mau poligami tapi gagal selama si Muhammad hidup. Setelah wafat, poligamilah dia. Dasar otak burunk.

  4. Wahyudin says:

    Muslim selalu gembar gembor bahwa ilmu pengetahuan yang membuat Barat menjadi maju sekarang ini berasal atau bahkan dicuri dari kebudayaan Islam. Sekarang semua orang tahu bahwa yang namanya ilmu pengetahuan itu gak mungkin dicurilah, kalo diadopsi mungkin sekali. Tapi kalau dicuri, apakah ilmu pengetahuan itu seperti barang yang ditutup di satu tempat lalu begitu diambil hilang keberadaannya??? Bukankah ilmu pengetahuan berasal dari kegiatan mental yang tidak bisa dicuri??

    Sekarang kalau sadar bahwa ilmu pengetahuan itu merupakan hasil kerja mental otak, yg kemudian disebarluaskan dengan cara dituliskan dalam jurnal, buku atau report, bagaimana mungkin Islam tidak menyimpan report itu di dalam wilayah kekuasaannya sendiri dulu atau diwariskan dan diteruskan oleh institusi/badan badan dan orang orang yang bisa meneruskan ilmu pengetahuan itu sendiri???

    Kalau memang ilmu pengetahuan itu adalah sesuatu yg dikendalikan secara mental, maka begitu ilmu pengetahuan itu diadopsi oleh kebudayaan lain, maka kebudayaan induknya seharusnya tidak harus kekurangan sumber daya manusia untuk meneruskan ilmu pengetahuan itu sebagai bagian dari tradisi dan budaya yang harus dikembangkan dan diwariskan, kemudian menghasilkan buah buah ilmu pengetahuan baru lain yang lebih maju dari sebelumnya kan???? Tapi mengapa tidak terjadi??? Bisanya cuman klaim ilmu pengetahuannya dicuri?? Itu analoginya seperti bilang ” saya gak bisa jawab soal di ujian karena jawaban saya dicontek orang???” Apakah itu logika yang masuk akal???

    Terus terang, kebanggaan Islam akan pencapaian ilmu pengetahuannya jaman dulu merupakan kebanggan semu karena jelas terbukti bahwa ilmu pengetahuan itu tidak menjadi bagian dari tradisi dan warisan yang dapat diteruskan ke generasi berikutnya. Berarti Islam sendiri memiliki ilmu pengetahuan yg ditunjang oleh kekayaan khasanah dari daerah jajahannya. Begitu daerah jajahan itu lepas satu persatu, maka klaim itu menjadi gugur karena tidak terbukti menghasilkan kultur yang terwariskan dan infrastruktur science yang menunjang. Memang dalam Islam semuanya hanya merupakan label yang disematkan tanpa bukti, hoax….dari dulu….!!!

    —-

    Setelah Muhammad MATI, Islam tidak dapat berhenti perang, karena jika berhenti perang maka antar mereka akan saling bunuh, maka Kalifah menggerakkan perang perampokan keluar Jajirah Arab dan berhasil, masyarakat kaget ada agama PERANG. Muslim akhirnya dapat menguasai Jalur Sutera yaitu jalur yang peradabannya paling maju di dunia, para cendekia terus berkarya di bawah bendera Islam, jadi bukan Islam yang memajukan ilmu pengetahuan tetapi karena wilayah yang berpedadaban maju DIJAJAH Islam, setelah Islam tidak dapat memajukan peradaban karena saling bunuh di antara mereka.

  5. ajib says:

    @wahyudin, sepertinya anda trlalu subjektif dalam menilai suatu objek, anda kurang mempelajari sejarah dengan benar2 gamblang

  6. Wahyudin says:

    Tambahan: Tidak ada muncul ilmuwan-ilmuwan besar beragama islam dari daerah-daerah yang sebelumnya memang “minus” seperti Afrika Utara, Tunisia, Maroko, Bangladesh, Afganistan dan Pakistan. Ilmuwan-ilmuwan besar beragama islam berasal dari daerah-daerah yang sudah punya sejarah/tradisi gemilang/jaya dalam perkembangan ilmu pengetahuan dunia sebelum islam lahir seperti Persia (Iran), Mesopotamia (Irak), Spanyol dan Mesir. Jadi, tak ada kontribusi nyata agama islam terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia.

  7. Ahmad Gustina says:

    Muslim selalu gembar gembor bahwa ilmu pengetahuan yang membuat Barat menjadi maju sekarang ini berasal atau bahkan dicuri dari kebudayaan islam. Sekarang semua orang tahu bahwa yang namanya ilmu pengetahuan itu gak mungkin dicurilah, kalo diadopsi mungkin sekali. Tapi kalau dicuri, apakah ilmu pengetahuan itu seperti barang yang ditutup di satu tempat lalu begitu diambil hilang keberadaannya??? Bukankah ilmu pengetahuan berasal dari kegiatan mental yang tidak bisa dicuri??

    Sekarang kalau sadar bahwa ilmu pengetahuan itu merupakan hasil kerja mental otak, yg kemudian disebarluaskan dengan cara dituliskan dalam jurnal, buku atau report, bagaimana mungkin islam tidak menyimpan report itu di dalam wilayah kekuasaannya sendiri dulu atau diwariskan dan diteruskan oleh institusi/badan badan dan orang orang yang bisa meneruskan ilmu pengetahuan itu sendiri???

    Kalau memang ilmu pengetahuan itu adalah sesuatu yg dikendalikan secara mental, maka begitu ilmu pengetahuan itu diadopsi oleh kebudayaan lain, maka kebudayaan induknya seharusnya tidak harus kekurangan sumber daya manusia untuk meneruskan ilmu pengetahuan itu sebagai bagian dari tradisi dan budaya yang harus dikembangkan dan diwariskan, kemudian menghasilkan buah buah ilmu pengetahuan baru lain yang lebih maju dari sebelumnya kan???? Tapi mengapa tidak terjadi??? Bisanya cuman klaim ilmu pengetahuannya dicuri?? Itu analoginya seperti bilang ” saya gak bisa jawab soal di ujian karena jawaban saya dicontek orang???” Apakah itu logika yang masuk akal???

    Terus terang, kebanggaan islam akan pencapaian ilmu pengetahuannya jaman dulu merupakan kebanggaan semu karena jelas terbukti bahwa ilmu pengetahuan itu tidak menjadi bagian dari tradisi dan warisan yang dapat diteruskan ke generasi berikutnya. Berarti islam sendiri memiliki ilmu pengetahuan yg ditunjang oleh kekayaan khasanah dari daerah jajahannya. Tidak ada muncul ilmuwan-ilmuwan islam dari daerah-daerah yang sebelumnya memang “minus” pencapaian ilmu pengetahuan seperti Afrika Utara, Maroko, Sudan, Tunisia, Bangladesh, Afganistan, Oman, Yaman dan Pakistan. Ilmuwan-ilmuwan “besar” beragama islam berasal dari daerah-daerah yang memang sudah punya sejarah/tradisi gemilang dalam perkembangan ilmu pengetahuan sebelum islam lahir seperti Persia (Iran), Mesopotamia (Irak), Spanyol dan Mesir. Jadi, tak ada kontribusi nyata agama islam terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia. Akhirnya, begitu daerah jajahan itu lepas satu persatu, maka klaim itu menjadi gugur karena tidak terbukti menghasilkan kultur yang terwariskan dan infrastruktur science yang menunjang. Memang dalam islam semuanya hanya merupakan label yang disematkan tanpa bukti, hoax….dari dulu….!!!

    —-

    Setelah Muhammad MATI, islam tidak dapat berhenti perang, karena jika berhenti perang maka antar mereka akan saling bunuh, maka Kalifah menggerakkan perang perampokan keluar Jazirah Arab dan berhasil, masyarakat kaget ada agama PERANG (istilah islamnya adalah JIHAD). Muslim akhirnya dapat menguasai Jalur Sutera yaitu jalur yang peradabannya paling maju di dunia, para cendekia terus berkarya di bawah bendera islam, jadi bukan islam yang memajukan ilmu pengetahuan tetapi karena wilayah yang berperadaban maju DIJAJAH islam, setelah islam tidak dapat memajukan peradaban karena saling bunuh di antara mereka.

  8. nyong wis bae says:

    ajarannya keras banget ya, pantas saja selalu bergejolak.

  9. putrapurba says:

    Lihat agama itu dari kitab nya, bukan orang nya. Hanya karna kamu menganggap perilaku Nabi Muhammad itu buruk, belum tentu itu seperti itu, coba kamu telusuri kenapa, dan apa alasannya. Juga kehidupan orang2 zaman dulu itu bagaimana.. di dalam islam kamu tidak akan mendapati kesalahan dan keraguan sedikit pun jika kamu mau memikirkannya. Dan mudah2an kamu sekalian mendapati Rahmat dari Nya

  10. amanah2016 says:

    Teman setuju orang kafir bukan najis pada tubuhnya. Sebagai contoh nabi SAW dipelihara dan duduk serumah dengan Abu Thalib bapa saudaranya.

  11. ahmad sajali says:

    Ini sangat membantu bg orang yang tidak tau dan tidak pernah berlajar terima kasih……

  12. […] Oleh: Ustadz Abu Akmal Mubarok […]

Leave a comment